selamat datang di BLOG UMAT ini-silakan ambil informasi yang dibutuhkan-terimakasih untuk komentar Anda-semoga berkah Allah selalu terlimpah kepada kita

Jumat, 29 Juni 2012

Guru Kaya

Sebuah buku kecil berjudul ''Menjadi Guru Kaya'' tulisan Amir Tengku Ramli ini menarik untuk disimak. Dilihat dari tahun terbitnya memang buku lama, namun idenya tetap baru. Melihat judulnya mungkin
tergambar sekilas tentang bagaimana menjadi guru yang "bergelimang harta" ditengah image selama ini bahwa guru adalah profesi yang tidak lepas dari kesahajaan kalau tidak boleh disebut ''kekurangan''.
Dengan gaji, honor atau apapun yang diperoleh sebagai kompensasi mengajar, untuk menjadi guru kaya dalam perspektif harta, memang jauh. Jangankan untuk mengubah penghasilan, untuk mengubah nasibnya sendiri saja sulit. Begitu kira-kira. Tetapi kesan awal diatas meleset setelah membaca buku ini. Ternyata kekayaan tidak selamanya identik dengan harta sebagai ukuran. Tetapi lebih pada seberapa baik dan seberapa mampu dia menikmati dan mensyukuri hidup yang telah dikaruniakan Allah kepadanya.
Penulis buku ini tidak mengajari guru untuk menjadi ''materialistis'' karena orang yang meterialistis tidak bisa merasakan kaya. Mungkin secara materi dia banyak harta, tetapi miskin jiwa. Namun demikian memiliki ''mentalitas kaya'' sangat diperlukan dan bagian terpenting dari kekayaan itu sendiri.
Secara filosofi, ''kaya'' berarti memiliki dan berpotensi untuk memberi. Lalu apa bentuk kekayaan seorang guru selain harta? Tidak lain adalah kekayaan kompetensi. Semangat seorang guru untuk meningkatkan kompetensinya sama dengan semangat seorang juragan dalam berjualan. Kekayaan kompetensi yang dimiliki akan menyebabkan dia percaya diri dan tidak minder untuk menjadi guru. Setidaknya tidak malu mencantumkan ''GURU'' sebagai profesinya di KTP. Dia bangga dan bergairah dalam menjalani profesinya.
Saat ini guru sudah termasuk profesional. Salah satu ciri jabatan profesional adalah tidak dapat digantikan oleh orang lain selain guru. Oleh karena itu seorang guru profesional harus memiliki kemampuan unggulan dibanding profesi lain bahkan guru-guru biasa.
Bayangkan bila guru dengan mentalitas kaya ini semakin banyak, pastilah profesi guru menjadi semakin terhormat dan bukan merupakan profesi pilihan terakhir atau kepepet daripada menganggur.
Caranya? Buanglah jauh-jauh asumsi-asumsi negatif yang selama ini melekat pada guru. Namun proses ini tidak bisa serta merta dan sim-salabim. Bukan pula dilakukan oleh orang lain, melainkan dari guru sendiri.
Nantikan posting lanjutan...
@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar